Minggu, 28 April 2013

Jean Jacques Rousseau


Jean Jacques Rousseau (lahir di Jenewa, Swiss, 28 Juni 1712 meninggal di Ermenonville, Oise, Perancis, 2 Juli 1778 pada umur 66 tahun) adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya memengaruhi revolusi Prancis, perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong pengembangan era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi. Karya autobiografi Rousseau adalah: 'Confession', yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solitary Walker (seiring dengan karya Lessing and Goethe in German dan Richardson and Sterne in English), adalah contoh utama gerakan akhir abad ke 18 "Age of Sensibility", yang memfokus pada masalah subjectivitas dan introspeksi yang mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis dua drama dan dua opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai teorist. Pada periode revolusi Prancis, Rousseau adalah filsafat terpopuler di antara anggota Jacobin Club. Dia dimasukan sebagai pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun setelah kematiannya.
Jean-Jacques Rousseau (lahir 28 Juni 1712, wafat 2 Juli 1778) adalah seorang filsuf dan komposer Perancis Era Pencerahan dimana ide-ide politiknya dipengaruhi oleh Revolusi Perancis, perkembangan teori-teori liberal dan sosialis, dan tumbuh berkembangnya nasionalisme. Melalui pengakuan dirinya sendiri dan tulisan-tulisannya, ia praktis menciptakan otobiografi modern dan mendorong perhatian yang baru terhadap pembangunan subjektivitas --- sebuah dasar bagi karya-karya bermacam-macam pemikir hebat nantinya seperti Georg Wilhelm Friedrich Hegel dan Sigmund Freud. Novelnya "Julie, ou la nouvelle Héloïse" adalah salah satu karya fiksi yang sangat banyak terjual di abad ke-18 dan menjadi acuan penting dalam perkembangan karya-karya romantisme. Ia juga memberikan kontribusi penting pada musik, baik sebagai seorang pengembang teori musik maupun sebagai seorang komposer.

Karya-Karya Utama Rousseau
·         lajoooo sur les sciences et les arts, 1750
·         Narcissus, or The Self-Admirer: A Comedy, 1752
·         Le Devinda du Village: an opera, 1752,
·         Discours sur l'origine et les fondements de l'inégalité parmi les hommes), 1754
·         Discourse on Political Economy, 1755
·         Lettre à d'Alembert sur les spectacles, 1758
·         Julie, ou la nouvelle Héloïse, 1761
·         The Creed of a Savoyard Priest, 1762 (in Émile)
·         Du contrat social, 1762
·         Four Letters to M. de Malesherbes, 1762
·         Lettres de la montagne, 1764
·         Confessions of Jean-Jacques Rousseau (Les Confessions), 1770, diterbitkan 1782
·         Constitutional Project for Corsica, 1772
·         Considerations on the Government of Poland, 1772
·         Essai sur l'origine des langues, terbit 1781
·         Rêveries du promeneur solitaire, (tidak selesai), diterbitkan 1782
·         Dialogues: Rousseau Judge of Jean-Jacques, published 1782 [1]

Penyelidikan ini dimulai dengan Jean-Jacques Rousseau (1712-78), orang pertama dari para intelektual modern yang pola dasar pemikirannya paling berpengaruh. Pendahulunya seperti Voltaire telah memulai karyanya dengan menghancurkan altar dan memberikan alasan dari penghancuran tersebut. Rousseau berbeda. Dia adalah orang pertama yang mengabungkan semua sifat-sifat yang paling penting dari Promethean modern yakni antara lain: penegasan akan haknya sendiri untuk menolak aturan yang ada secara keseluruhan, percayaan-diri akan kapasitasnya untuk mengubah aturan-aturan tersebut dari bawah sesuai dengan prinsip-prinsip yang dia miliki, berkeyakinan bahwa pengubahan ini dapat dilakukan melalui proses politik, dan naluri, intuisi, dan impulse memainkan peranan yang besar dalam perbuatannya. Rousseau percaya bahwa dia mempunyai cinta yang unik untuk kemanusiaan dan telah dianugerahkan wawasan dan anugerah yang belum pernah diberikan kepada orang lain sebelumnya untuk meningkatkan cinta itu.
Banyak orang pada masa dia hidup dan sesudahnya telah mengambil nilai-nilai ajarannya sebagai nilai-nilai kehidupan mereka. Baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek pengaruh Rousseau sangatlah besar. Dalam generasi sesudah dia meninggal, dia memperoleh status mitos. Dia meninggal dunia satu dekade sebeleum Revolusi Perancis tahun 1789 tetapi banyak bukti-bukti kontemporer mengatakan bahwa dialah yang bertanggung jawab atas revolusi ini dan juga penghancuran the ancien régime di Eropa. Edmund Burke dari Elite revolusi mengatakan bahwa: “ Ada pertentangan yang hebat diantar pemimpin-pemimpin elite yang mana mereka sangat mirip dengan Rousseau …Rousseau adalah tokoh panutan yang sempurna’ Robespierre juga meletakan Rousseau seperti itu: ‘’Rousseau adalah seorang yang melalui kemuliaan jiwanya dan keagungan sifatnya menunjukan dirinya sangat patut sebagai guru untuk umat manusia’. Selama Revolusi, Konvensi Nasional memilihnya untuk memindahkan abunya kedalam Panthéon. Dalam upacara pemindahan, presiden telah mendeklarasikan: ‘Rousseaulah orang yang telah membawa peningkatan yang memberikan kebaikan, dia telah mentranformasi moral, tradisi, hukum, perasaan dan kebiasaan kita’.
Dalam tingkat yang lebih mendalam dan dalam rentang waktu yang lebih lama, Rousseau menganti beberapa assumsi dasar tentang manusia yang berperadaban dan merubah pola pikir manusia. Pengaruhnya sangat luas tetapi dapat dikelompokan dalam lima topik utama.
Pertama, semua ide modern tentang pendidikan telah dipengaruhi oleh doktrin Rousseau, khususnya oleh karyanya Émile (1762). Dia mempopulerkan dan dalam beberapa hal menemukan sifat alam, rasa udara terbuka, pencarian panjang akan kesegaran, spotanitas, sifat sifat alamiah yang menguatkan. Dia memperkenalkan kritik tentang kekomplekan masyarakat. Dia mengidentifikasi dan menunjukan kepalsuan-kepalsuan peradaban. Dia adalah penemu mandi dengan air dingin, latihan yang sistimatis, olahraga untuk pembentukan karakter dan gubuk akhir pekan.
Kedua, dihubungkan dengan penilaiannya terhadap alam, Rosseau mengajarkan ketidakpercayaan terhadap peningkatan progresif dan gradual yang disebabkan oleh budaya materialis. Dalam hal ini, dia menolak pencerahan dan mencari solusi yang jauh lebih radikal. Dia menekankan bahwa penjelasannya sendiri mempunyai kelemahan yang mendasar jika digunakan sebagai alat untuk mengobati masyarakat. Namun ini juga tidak berarti bahwa akal manusia tidak cukup untuk menyebabkan perubahan-perubahan yang diperlukan karena akal merupakan sumber tersembunyi dari wawasan dan intuisi yang harus digunakan untuk merubah pendiktean dari suatu alasan atau suatu penjelasan. Dalam mengikuti alur pemikiran ini, Rosseau menulis karya Confessions yang selesai pada tahun 1770, meskipun tidak dipublikasikan sampai dia meninggal dunia.
 Ketiga, konsepnya merupakan awal dari pergerakan Romantik dan literature instropektif modern. Dalam hal ini dia mengambil penemuannya sendiri, hasil karya utama dari Renaissance, serta selangkah lebih maju, meneliti jiwanya sendiri secara mendalam dan memproduksinya untuk inspeksi publik. Ini untuk pertamakalinya para pembaca ditunjukan isi hati, meskipun ini juga merupakan sifat literatur modern. Visinya adalah untuk memperdaya orang agar percaya bahwa hati menunjukan jalan yang salah dan penuh dengan tipu muslihat.
Keempat, konsep yang dipopulerkan oleh Rousseau adalah konsep yang paling dapat menembus semua lapisan. Ketika masyarakat berkembang dari sifat primitif ke sifat kompleks masyarakat perkotaan, dia berpendapat bahwa manusia adalah terkorupsi: sifat individualis yang dia sebut sebagai amour de soi tertransformasi menjadi sebuah naluri yang jauh lebih rusak, disebut amour-prope, yang mengabungkan antara kesombongan dan harga diri. Manusia menghitung dirinya sendiri dengan bagaimana orang berpendapat tentang dirinya. Oleh karena itu, manusia terus mencari agar orang lain terkesan akan dirinya dengan uangnya, kekuatannya, superioritas otak dan moralnya. Sifat individualisnya menjadi kompetitif dan akusitif sehingga dia menjadi asing tidak hanya dari orang lain yang dia lihat sebagai kompetitor tetapi juga dari dirinya sendiri. Keterasingan ini memasukan penyakit psikologis ke dalam diri manusia yang ditandai dengan pembedaan tragis antara penampilan dan kenyataan. Bahaya dari kompetisi adalah menghancurkan rasa kebersamaan yang merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dan mendorong semau manusia untuk berbuat dengan sifat yang jahat termasuk hasrat untuk menguasai orang. Hal ini mengarahkan Roussaeau untuk tidak percaya kepada kepemilikan pribadi sebagai sumber kejahatan sosial.
Kelima, topiknya adalah berhubungan dengan inovasinya mengembangkan kritik terhadap Kapitalisme dalam karyanya seperti dalam pembukaan drama Narcisse maupun dalam ‘Discours sur inégalité’. Dalam karyanya ini, Rousseau mengidentifikasi kepemilikan dan kompetisi untuk mendapatkan kepemilikan tersebut merupakan sumber utama dari keterasingan. Ini merupakan sebuah pemikiran Marx dimana orang lain mengambilnya dengan paksa sebagaimana dengan ide-ide Rousseau tentang evolusi kultural. Bagi dia, “natural” ’berarti’ “original” atau ‘pre-kultural’. Semua kultur membawa masalah. Ini karena hubungan manusia dengan manusia lain yang menyebabkan kebiasaan jahatnya, sebagaimana dia paparkan dalam karyanya Émile, “Nafas orang berakibat fatal untuk Temannya”.
Dengan demikian, budaya dimana orang hidup merupakan sebuah perilaku manusia yang terdikte, terkontruksi secara semu, dan berkembang. Dan kita dapat meningkatknya, atau benar-benar mentransformasikanya dengan merubah budaya dan kekuatan kompetitif yang menghasilkanya, yakni, dengan social engineering (teknik sosial).
Ide-ide diatas tersebar secara luas dengan sendirinya dan hampir merupakan sebuah ensiklopedia pemikiran modern. Benar bahwa tidak semua ide-ide tersebut adalah asli miliknya. Bacannya luas: Cescrates, Rabelais, Pascal, Leibnitz, Bayle, Fontenelle, Corneille, Pertrarch, Tasso, dan secara khusus, dia belajar pada Locke dan Montaigne. Germaine De Staël yang percaya bahwa Rousseau mempunyai “kemampuan natural yang paling tinggi yang pernah dianugerahkan pada manusia”  menyatakan “Roesseau tidak menemukan apa-apa” .  Germanie menambahkan, “Dia telah menanamkan pahamnya dengan api” . Cara yang sederhana, langsung, penuh kekuatan, dan sungguh-sungguh menunjukan rasa cinta yang tinggi membuat Rousseau menuliskan pahamnya dengan begitu jelas dan segar, sehingga tulisan-tulisannya membuat laki-laki dan wanita-wanita yang membacanya mendapatkan kejutan.
Kemudian, siapakah orang yang menjadi sumber dari kekuatan intelektual dan moral yang luarbiasa dan bagaimana cara dia mendapatkan kekuatan tersebut?
Rousseau adalah orang swiss yang lahir di Genewa pada tahun 1712 dan besar sebagai seorang Calvinis. Ayahnya Isaac adalah pembuat jam tetapi tidak sukses, menjadi pengacau dan sering terlibat dalam kekerasan dan kekacauan. Ibunya, Suzanne Bernard, berasal dari keluarga kaya. Dia meninggal tidak lama setelah melahirkan Rousseau. Kedua orang tuanya tidak berasal dari lingkaran keluarga yang membentuk pemerintahan oligarki Genewa dan tidak juga termasuk dalam Dewan Dua Ratus dan Dewan Duapuluh dua Dalam. Tetapi mereka mempunyai hak untuk memilih dan hak hukum istimewa dan Rousseau selalu ingin tahu tentang status superiornya. Ini membuatnya menjadi seorang yang konservatif secara alami dan membuat perenungan sepanjang hidupnya tentang orang yang tidak punya hak suara. Selain itu, keluarganya mempunyai uang yang jumlahnya begitu besar. Rousseau tidak mempuyai saudara perempuan. Dia mempuyai kakak laki-laki tujuh tahun lebih tua. Rousseau sangat mirip dengan ibunya, itulah maka ayahnya sangat menyayanginya. Perlakuan ayahnya kepadanya terus berubah-ubah dari kasih sayang yang bisa membuat air mata berlinang sampai kekerasan yang menakutkan dan bahkan Jean- Jacques yang disayangi ayahnya ini merasa cara ayahnya membesarkan dia tidak baik, akhirnya dia mengeluhkannya dalam karyanya Émile. Kutipan ini mengambarkannya: ‘Ambisi, kerakusan, tirani, pandangan yang melenceng dari ayah, ketidakacuhan, dan ketidakperasaan adalah jauh lebih berbahaya dibanding dengan kelembutan kasih sayang ibu yang tidak pernah terpikirkan’ Kakaknya menjadi korban keganasan ayahnya. Dia dikirim ke tempat rehabilitasi atas pemintaan ayahnya dengan alasan dia sangat jahat; pada tahun 1723 kakaknya melarikan diri dan setelah itu tidak pernah terlihat lagi. Rousseau kemudian menjadi anak satu satunya yang besar dalam situasi dimana dia bergaul dengan pemimpin-pemimpin modern. Meskipun dibebaskan untuk menikmat hidup dengan caranya sendiri, dia muncul dari masa kecil dengan rasa kehilangan yang kuat dan mungkin sifat pribadi yang paling nampak yaitu merasa kasihan pada diri-sendiri. Kematian membuatnya kehilangan baik ayah maupun ibu-asuhnya. Dia tidak suka perdagangan yang memberikan penghasilan rendah padanya. Maka pada tahun 1728 dia pergi meninggalkan dunia perdagangan dan menjadi seorang penganut Katholik agar supaya memperoleh perlindungan dari Madame Françoise-Lousie de Warens yang tinggal di Annecy.
Penjelasan tentang karir Rousseau sebagaimana yang tercatat dalam karyanya Confessions tidak dapat dipercaya. Tetapi surat-suratnya pribadinya dan sumber-sumber dari industri besar Rosseau dapat digunakan sebagai fakta-fakta penting. Madame de Warens hidup dengan gaji pesiun dari Kerajaan Perancis dan agaknya dia menjadi seorang agen baik untuk Pemerintah Perancis maupun untuk Gereja Katolik Roma. Rousseau tinggal bersamanya dengan biaya hidup ditanggung olehnya selama empat belas tahun (1728 – 1742). Pada saat itu Rousseau menjadi kekasihnya. Selama itu juga ada waktu-waktu tertentu dimana Rousseau pergi jalan-jalan sendiri. Sampai umur tigapuluhan, Rousseau mengalami kegagalan dan ketergantungan, khususnya pada wanita. Dia telah mencoba setidaknya tiga belas pekerja sebagai pengukir, pesuruh, murid seminary, musisi, pegawai negeri, petani, tutor, kasir, penyalin musik, penulis dan sekretaris pribadi. Pada tahun 1743, dia diberi jabatan basah sebagai sekretaris untuk kedutaan Perancis di Venice, Comte de Mantaigu. Ini berlangsung selama sebelas bulan dan dia mengakhirnya dengan pemberhentian dan terbang untuk menghindari penangkapan Senat Venisia. Montaigu menyatakan bahwa sekretarisnya dihukum karena sifat pribadinya yang buruk dan tidak menghormati orang lain. Ini merupakan hasil dari mental yang sakit dan terlalu mementingkan dirinya sendiri.
Beberapa tahun kemudian Rousseau telah menemukan dirinya sendiri sebagai seorang penulis yang berbakat dari lahir. Dia mempunyai ketrampilan hebat yang berhubungan dengan merangkai kata-kata. Dia benar-benar efektif dalam menuliskan kasus-kasusnya sendiri dalam surat tanpa merasa berhati-hati dalam berhubungan dengan fakta-fakta. Sungguh dia mungkin bisa menjadi seorang pengacara yang cerdas. (Salah satu alasan mengapa Montaigu tidak menyukainnya adalah karena kebiasaan Rousseau selalu menguap terus menerus atau bahkan berjalan-jalan ke Jendela ketika sang duta besar, Montaigu berjuang untuk memikirkan kata-kata yang akan ditulis). Pada tahun 1745, Roussseau bertemu dengan seorang tukang cuci muda, Thérèse Levasseur, sepuluh tahun lebih muda umurnya yang mau menjadi wanita simpanannya secara permanen. Ini memberikan semacam kestabilan hidup Rousseau. Pada saat itu dia bertemu dengan tokoh Denis Diredot, seorang kardinal Pencerahan dan kemudian menjadi Editor-in-Chief dari Encyclopédie. Seperti Rousseau, Diderot merupakan seorang anak dari seorang artis dan menjadi prototipe seorang penulis berbakat alami. Dia adalah orang yang baik hati dan bakat ketekunan. Rousseau berhutang banyak kepadanya. Melalui dia, Rousseau bertemu dengan diplomat dan ahli kritik sastra Jerman, Friedrich Melchior Grimm yang sangat terkenal di masyarakat. Grimm membawanya ke salon yang paling radikal Baron de Holbach yang terkenal sebagai ‘le Maître de Hotel de la philosophie’
Kekuatan intelektual Perancis pada tahun 1700 baru berada pada saat permulaan. Namun, kekuatan intelektualnya meningkat secara pesat pada paruh akhir abad ini. Pad tahun 1740-an and 1750-an, posisi para intelektual ini sebagai ahli kritik masyarakat masih berbahaya. Negara ketika merasa terancam oleh mereka masih sangat mungkin untuk cepat mengambil tindakan atas mereka dengan kejam. Rousseau kemudian dengan lantang mengeluhkan penganiayaan atas dirinya. Namun dalam hal ini, sesungguhnya dia tidak banyak menyumbangkan sesuatu dibanding dengan para intelektual lainnya. Voltaire dikurung oleh para pelayan aristokrat yang dia kritik dan kemudian dipenjara di penjara Bastille hampir setahun. Siapa saja yang menjual buku larangan akan dihukum selama sepuluh tahun untuk bekerja sebagai budak, bekerja tanpa digaji. Pada tahun 1749, Diderot ditangkap dan diasingkan di Vincennes karena menulis buku yang membela atheisme. Dia berada disana selama tiga bulan. Rousseau mengunjunginya disana, dan pada saat berjalan di Vincennes, dia melihat selebaran dari Akademi Sastra Dijon yang mengundang untuk perlombaan menulis essay dengan tema “Whether the rebirth of the sciences and the arts has contributed to the improvement of morals”
Episode yang terjadi pada tahun 1750 ini merupakan titik balik dalam kehidupan Rousseau. Dia melihat secercah inspirasi akan apa yang harus ia lakukan. Orang-orang lain yang mengikuti kompetisi itu pada umumnya memberikan penjelasan tentang asal-muasal seni dan ilmu pengetahuan. Rousseau berbeda dengan mereka. Dia berargumen tentang superiority alam. Secara tiba-tiba, sebagaimana apa yang dia katakan dalam Confessions, dia menaruh sebuah antusiasme yang berlebih-lebihan untuk ‘’kebenaran, kebebasan, dan kebajikan’’. Dia berkata bahwa dia telah menyatakan pada dirinya sendiri: ‘’Kebajikan, kebenaran! Saya akan meneriakan terus-menerus kebajikan dan kebenaran!’’.  Dia menambahkan ‘’baju tidurku terendam dengan air mata yang keluar tanpa aku sadari ’’. Linangan air mata mungkin bisa benar: dia memang mudah mengeluarkan air mata. Yang pasti adalah bahwa Rousseau memutuskan untuk menulis essay sejalan dengan apa yang menjadi inti dari serangkaian keyakinannya, dan memenangkan hadiah karena pendekatannya yang paradoks, dan menjadi terkenal dalam waktu sekejab. Ini merupakan satu kasus seorang laki-laki yang berumur tiga puluh sembilan, yang sampai saat itu hidup dalam kepahitan dan ketidaksuksesan, merindukan perhatian dan ketenaran, dan akhirnya, dia benar-benar memperolehnya. Essaynya sangat lemah dan sekarang hampir tidak dapat dibaca. Selalu, ketika orang melihat kembali peristiwa sastra semacam itu, agaknya tidak dapat dijelaskan bahwa karya yang tidak begitu bermutu telah dapat menghasilkan ledakan ketenaran selebriti; sungguh, kritikan terkenal dari Jules Lemaître menyebut puncak karir instan Rousseau ini sebagai ‘’salah satu bukti yang paling kuat yang pernah ada tentang kebodohan manusia’’.
Publikasi Discours dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan tidak membuat Rousseau kaya, meskipun buku itu disirkulasikan secara luas dan diproduksi hampir tigar ratus kali, namun jumlah salinan yang terjual sedikit dan penjual bukulah yang menikmati hasil dari karya semacam itu. Disisi lain, ini memberikan jalan bagi Rousseau untuk bergaul dengan kaum aristokrat, yang pada saat itu sangat terbuka untuk para intelektual. Rousseau dapat mensupport dirinya dengan salinan musik (tulisan tangannya sangat bagus) tetapi setelah tahun 1750 dia selalu dalam posisi tergantung kepada keramahtamahan para aristokrat, kecuali (sebagaimana sering tejadi) ketika dia memilih untuk bertengkar dengan siapa saja yang menyingkirkannya karena dianggap tidak berarti. Untuk masalah pekerjaan, dia menjadi seorang penulis yang professional. Dia selalu kaya ide-ide, dan ketika dia ingin menuangkannya, dia mampu  menuangkan dengan mudah dan bagus. Tetapi dampak dari buku-bukunya baik semasa hidupnya ataupun jauh sesudahnya sangatlah bervariasi. Bukunya Social Contrat, yang secara umum mengandung kematangan filosofi politiknya yang dia tulis mulai pada tahun 1752 dan akhirnya dipublikasikan sepuluh tahun berikutnya, jarang sekali dibaca sepanjang hidupnya dan hanya dicetak ulang sekali pada tahun 1791. [2]
Pada 1762, sekitar tiga puluh tahun kemudian, Rousseau menulis salah satu karya terbesarnya, yakni The Social Contract. Buku itulah yang menjadi acuan saya di dalam tulisan ini. Buku itu disambut dengan meriah oleh berbagai kalangan. Ia bahkan diminta untuk menuliskan konstitusi untuk Corsica pada 1764 dan Polandia pada 1771.[5] “Jika Corsica tidak diinvasi, dan Polandia tidak pecah”, demikian tulis Wokler, “mungkin saja, di akhir abad 18, kita bisa melihat penerapan prinsip-prinsip Kontrak Sosial di konstitusi negara yang nyata.”[6] Sebenarnya, inilah cita-cita Rousseau, yakni mengawinkan teori dan praktek politik praktis. Ini jugalah yang membuatnya amat dikagumi oleh para pemikir lainnya, terutama oleh para pemikir Pencerahan. Berbeda dengan Filsafat Politik Plato, yang berbicara tentang praktek-praktek ideal suatu negara, filsafat politik Rousseau berbicara tentang situasi konkret tempat tinggalnya, dan bagaimana sebaiknya tempat itu dikelola dengan prinsip-prinsip yang tepat.
Di sisi lain, banyak juga pihak yang marah dengan tulisan Rousseau tersebut, terutama pada bagian yang membicarakan agama. Di dalam buku itu, sebagaimana ditegaskan oleh Wokler,  Rousseau menegaskan kaitan antara agama dan politik. Artinya, orang berpolitik haruslah menggunakan semangat yang sama, seperti orang beragama, yakni melihat tugas-tugas politik sama sucinya dengan tugas-tugas suci agama yang melibatkan keberadaan Tuhan. Pandangan ini menuai banyak kritik, baik dari kalangan agama, maupun dari kalangan para pemikir sekular. Di mata para filsuf Pencerahan, Rousseau dianggap sebagai penjilat yang masih berpihak pada tradisi kuno, yakni agama. Di mata kaum agamawan, ia dianggap sebagai pemikir bejat yang menyamakan agama dengan kekotoran dunia politik. Namun, posisinya sebenarnya adalah pada komitmen pencerahan itu sendiri, yakni penggunaan akal budi dalam kehidupan pribadi, maupun kehidupan publik. Karya-karyanya terus mengalami sensor. Di Paris, buku-buku Rousseau dilarang terbit. Bahkan, buku-buku itu dibakar di jalan-jalan kota Geneva. Pada 1762, ia menjadi buronan para penegak hukum. Ia dibenci, baik oleh kaum agamawan, maupun oleh para pemikir Pencerahan. Dua kelompok yang pada masa-masa itu juga saling bertentangan.
Pada 1763, Rousseau mendapatkan perlindungan dari Frederick, penguasa Prussia (Jerman) pada masa itu. Pada saat yang sama, ia pun melepaskan kewarganegaraannya di Geneva. Di Prussia, ia seringkali harus menggelandang, karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Sebagaimana dicatat oleh Wokler, Rousseau pada masa-masa itu seringkali mengalami ketakutan berlebihan atas niat-niat orang-orang di sekitarnya. Ia merasa, bahwa semua orang memiliki niat jahat padanya. Pada 1766, ia menemukan pelindung baru, yakni David Hume di Inggris. Di sana, Rousseau tinggal lebih dari 18 bulan, terutama di Wootton, Staffordshire, Inggris. Namun, kecemasan dan ketakutannya terus ada, dan semakin bertambah. Ia selalu merasa, semua teman-temannya, termasuk Hume dan para pemikir Pencerahan di Prancis lainnya, bersekongkol untuk menjatuhkannya. Kecemasan dan ketakutan ini sungguh membuat hidup Rousseau menderita. Pada masa-masa yang sama, berbagai tulisan lahir dari tangannya, mulai dari tentang musik, botani, puisi, sampai karya-karya tentang pendidikan. Ia juga menulis autobiografi perjalanan hidupnya sendiri. Perasaan cemas, takut, dan kebencian pada orang-orang yang mengejarnya membuatnya harus kembali melarikan diri ke Paris bagian Utara, yakni di Ermenonville. Di tempat inilah, ia mengalami pendarahan, dan meninggal dalam diam. Namun, sebagaimana dicatat oleh Wokler, banyak orang menduga, Rousseau membunuh dirinya sendiri.
Menurut Nicholas Dent, di dalam bukunya tentang Rousseau, perjalanan hidup Rousseau dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah 1712-1749. Ini adalah masa-masa penempaan awal Rousseau sebagai seorang pemikir. Pada masa-masa ini, ia banyak menulis soal musik. Bagian kedua adalah masa pendewasaan, yakni 1750-1764. Pada masa-masa ini, banyak karya-karya terbaik Rousseau terbit. Diantaranya adalah Discourses, La Nouvelle Héloïse, Émile, The Social Contract, dan Letter to d’Alembert. Bagian ketiga adalah 1764-1768. Di masa ini, ia mengalami banyak gangguan mental. Pada masa ini pulalah ia menulis The Confession, autobiografinya yang terkenal. Pembagian ini, pada hemat saya, dapat membantu kita untuk memahami berbagai konteks peristiwa yang mempengaruhi hidup serta pemikiran Rousseau. [3]


[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Jean-Jacques_Rousseau
[2] http://lib.donnyreza.net/INSISTS/Jean_Jacques_Rousseau_Orang_Gila_yang_Menarik.pdf
[3] http://rumahfilsafat.com/2012/08/31/jean-jacques-rousseau/