Selasa, 12 Maret 2013

Tentang Nama :)


Bissmillah…
Penting banged ketika orang nanya nama kita siapa. Cause karena nama juga kita bisa dikenal, di kenang, di inget, dan … terserah apapun pendapat kalian. Saya pernah punya suatu kejadian waktu SMA.  Ketika saya sedang makan di katin sendirian dan di sebrang kanan saya ada perempuan namanya  Melani (adik kelas saya, kebetulan doi murid baru)  setelah selesai makan, Melani langsung bilang,
“bu, Melani tadi pesen mie ayam, berapa ya?”
“4 ribu mba Mel” kata Ibu penjual mie ayam.
rada ilfeel denger melani ngomong. “Kalau saya bu, tadi pesen baso” kata saya (langsung nyamber)
“3 ribu neng”  kata si Ibu.
Besokkanya saya beli lagi di warung Ibu tadi masih sendirian udah pengen abis tuh makananya muncullah si Melani, ehh.. si Ibu Mie ayam + Baso malah langsung negur Melani “pesen apa mba mel?”
Asli nyebelin banged, tadi saya beli gak di tegur padahal lagi sendrian, haduhhh… positive think ajalah mungkin Ibunya lagi ngerebus ayam yang udah mati.      -__________-“
 
Kalau di liad-liad pluss di pikir-pikir saya salah untuk ilfeel dengan Melani. Contohnya, tentang kejadian tadi Melani dan si Ibu. Memanggil  nama panggilan sendiri terhadap orang lain itu juga banyak manfaatnya, misal, sering di tegur tukang jualan, guru, supir angkot, dsb. orang-orang yang jarang berkomunikasi sama kita tapi ingat dengan nama kita.

Owh iya, hampir aja lupa, hehe. Nama saya Kiki Indriyani, (yapp.. nama ini cukup banyak di dunia, haha.. ) Lahir di Pemalang, tanggal 10 Desember 1992. Sekarang saya sedang kuliah ambil S1 Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) . Rumah di Cibitung Kab. Bekasi.

Tentang nama lagi, di Pemalang kampung saya, tepatnya di desa suwuk yang artinya “semburan”
desa ini sebelumnya tidak punya nama tapi sudah ada penghuninya, desa ini disembur sama si dukun supaya para penjajah Belanda dan Jepang tidak menjajah atau tinggal di desa (Suwuk) .



 Di desa Suwuk ini yang faktanya menurut saya sih unik.Saya ambil contoh 3 orang kebetulan namanya Muhardi, Tusriyatun, dan Junaedi. Di desa ini jika memanggil nama seseorang sering menggunakan kata depan dengan awalan ‘Se’ misalnya yang tadinya namanya Muhardi jadi (Semuh) Tusriyatun (Stu/Setu) dan Junaedi (Sju/Seju). Saya gak tau persis mengapa seperti ini, tapi kata orang desa Suwuk memanggil panggilan nama dengan awal huruf ‘Se’ itu lebih praktis dan lebih gampang. 
Bagaimana dengan pengalaman kalian tentang nama?? :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar