Jean Jacques Rousseau (lahir di Jenewa, Swiss, 28 Juni 1712 meninggal di Ermenonville, Oise, Perancis, 2 Juli 1778 pada umur 66 tahun) adalah seorang tokoh filosofi besar, penulis dan komposer pada abad pencerahan. Pemikiran filosofinya memengaruhi revolusi Prancis, perkembangan politika modern dan dasar pemikiran edukasi. Karya novelnya, Emile, atau On Education yang dinilai merupakan karyanya yang terpenting adalah tulisan kunci pada pokok pendidikan kewarganegaraan yang seutuhnya. Julie, ou la nouvelle Héloïse, novel sentimental tulisannya adalah karya penting yang mendorong pengembangan era pre-romanticism dan romanticism di bidang tulisan fiksi. Karya autobiografi Rousseau adalah: 'Confession', yang menginisiasi bentuk tulisan autobiografi modern, dan Reveries of a Solitary Walker (seiring dengan karya Lessing and Goethe in German dan Richardson and Sterne in English), adalah contoh utama gerakan akhir abad ke 18 "Age of Sensibility", yang memfokus pada masalah subjectivitas dan introspeksi yang mengkarakterisasi era modern. Rousseau juga menulis dua drama dan dua opera dan menyumbangkan kontribusi penting dibidang musik sebagai teorist. Pada periode revolusi Prancis, Rousseau adalah filsafat terpopuler di antara anggota Jacobin Club. Dia dimasukan sebagai pahlawan nasional di Panthéon Paris, pada tahun 1794, enam belas tahun setelah kematiannya.
Jean-Jacques
Rousseau (lahir 28 Juni 1712, wafat 2 Juli 1778) adalah seorang filsuf dan
komposer Perancis Era Pencerahan dimana ide-ide politiknya dipengaruhi oleh
Revolusi Perancis, perkembangan teori-teori liberal dan sosialis, dan tumbuh
berkembangnya nasionalisme. Melalui pengakuan dirinya sendiri dan
tulisan-tulisannya, ia praktis menciptakan otobiografi modern dan mendorong
perhatian yang baru terhadap pembangunan subjektivitas --- sebuah dasar bagi
karya-karya bermacam-macam pemikir hebat nantinya seperti Georg Wilhelm
Friedrich Hegel dan Sigmund Freud. Novelnya "Julie, ou la nouvelle
Héloïse" adalah salah satu karya fiksi yang sangat banyak terjual di abad
ke-18 dan menjadi acuan penting dalam perkembangan karya-karya romantisme. Ia
juga memberikan kontribusi penting pada musik, baik sebagai seorang pengembang
teori musik maupun sebagai seorang komposer.
Karya-Karya
Utama Rousseau
·
lajoooo sur les sciences et
les arts, 1750
·
Narcissus, or The
Self-Admirer: A Comedy, 1752
·
Le Devinda du Village: an
opera, 1752,
·
Discours sur l'origine et les
fondements de l'inégalité parmi les hommes), 1754
·
Discourse on Political
Economy, 1755
·
Lettre à d'Alembert sur les
spectacles, 1758
·
Julie, ou la nouvelle
Héloïse, 1761
·
The Creed of a Savoyard
Priest, 1762 (in Émile)
·
Du contrat social, 1762
·
Four Letters to M. de
Malesherbes, 1762
·
Lettres de la montagne, 1764
·
Confessions of Jean-Jacques
Rousseau (Les Confessions), 1770, diterbitkan 1782
·
Constitutional Project for
Corsica, 1772
·
Considerations on the
Government of Poland, 1772
·
Essai sur l'origine des
langues, terbit 1781
·
Rêveries du promeneur
solitaire, (tidak selesai), diterbitkan 1782
·
Dialogues: Rousseau Judge of Jean-Jacques,
published 1782 [1]
Penyelidikan
ini dimulai dengan Jean-Jacques Rousseau (1712-78), orang pertama dari para
intelektual modern yang pola dasar pemikirannya paling berpengaruh.
Pendahulunya seperti Voltaire telah memulai karyanya dengan menghancurkan altar
dan memberikan alasan dari penghancuran tersebut. Rousseau berbeda. Dia adalah
orang pertama yang mengabungkan semua sifat-sifat yang paling penting dari
Promethean modern yakni antara lain: penegasan akan haknya sendiri untuk
menolak aturan yang ada secara keseluruhan, percayaan-diri akan kapasitasnya untuk
mengubah aturan-aturan tersebut dari bawah sesuai dengan prinsip-prinsip yang
dia miliki, berkeyakinan bahwa pengubahan ini dapat dilakukan melalui proses
politik, dan naluri, intuisi, dan impulse memainkan peranan yang besar dalam
perbuatannya. Rousseau percaya bahwa dia mempunyai cinta yang unik untuk
kemanusiaan dan telah dianugerahkan wawasan dan anugerah yang belum pernah
diberikan kepada orang lain sebelumnya untuk meningkatkan cinta itu.
Banyak
orang pada masa dia hidup dan sesudahnya telah mengambil nilai-nilai ajarannya sebagai
nilai-nilai kehidupan mereka. Baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek
pengaruh Rousseau sangatlah besar. Dalam generasi sesudah dia meninggal, dia
memperoleh status mitos. Dia meninggal dunia satu dekade sebeleum Revolusi
Perancis tahun 1789 tetapi banyak bukti-bukti kontemporer mengatakan bahwa
dialah yang bertanggung jawab atas revolusi ini dan juga penghancuran the
ancien régime di Eropa. Edmund Burke dari Elite revolusi mengatakan bahwa: “
Ada pertentangan yang hebat diantar pemimpin-pemimpin elite yang mana mereka
sangat mirip dengan Rousseau …Rousseau adalah tokoh panutan yang sempurna’
Robespierre juga meletakan Rousseau seperti itu: ‘’Rousseau adalah seorang yang
melalui kemuliaan jiwanya dan keagungan sifatnya menunjukan dirinya sangat
patut sebagai guru untuk umat manusia’. Selama Revolusi, Konvensi Nasional
memilihnya untuk memindahkan abunya kedalam Panthéon. Dalam upacara pemindahan,
presiden telah mendeklarasikan: ‘Rousseaulah orang yang telah membawa
peningkatan yang memberikan kebaikan, dia telah mentranformasi moral, tradisi,
hukum, perasaan dan kebiasaan kita’.
Dalam
tingkat yang lebih mendalam dan dalam rentang waktu yang lebih lama, Rousseau
menganti beberapa assumsi dasar tentang manusia yang berperadaban dan merubah
pola pikir manusia. Pengaruhnya sangat luas tetapi dapat dikelompokan dalam
lima topik utama.
Pertama, semua
ide modern tentang pendidikan telah dipengaruhi oleh doktrin Rousseau,
khususnya oleh karyanya Émile (1762). Dia mempopulerkan dan dalam beberapa hal
menemukan sifat alam, rasa udara terbuka, pencarian panjang akan kesegaran,
spotanitas, sifat sifat alamiah yang menguatkan. Dia memperkenalkan kritik
tentang kekomplekan masyarakat. Dia mengidentifikasi dan menunjukan
kepalsuan-kepalsuan peradaban. Dia adalah penemu mandi dengan air dingin,
latihan yang sistimatis, olahraga untuk pembentukan karakter dan gubuk akhir
pekan.
Kedua,
dihubungkan dengan penilaiannya terhadap alam, Rosseau mengajarkan
ketidakpercayaan terhadap peningkatan progresif dan gradual yang disebabkan
oleh budaya materialis. Dalam hal ini, dia menolak pencerahan dan mencari
solusi yang jauh lebih radikal. Dia menekankan bahwa penjelasannya sendiri
mempunyai kelemahan yang mendasar jika digunakan sebagai alat untuk mengobati
masyarakat. Namun ini juga tidak berarti bahwa akal manusia tidak cukup untuk
menyebabkan perubahan-perubahan yang diperlukan karena akal merupakan sumber
tersembunyi dari wawasan dan intuisi yang harus digunakan untuk merubah
pendiktean dari suatu alasan atau suatu penjelasan. Dalam mengikuti alur
pemikiran ini, Rosseau menulis karya Confessions yang selesai pada tahun 1770,
meskipun tidak dipublikasikan sampai dia meninggal dunia.
Ketiga, konsepnya merupakan awal
dari pergerakan Romantik dan literature instropektif modern. Dalam hal ini dia
mengambil penemuannya sendiri, hasil karya utama dari Renaissance, serta
selangkah lebih maju, meneliti jiwanya sendiri secara mendalam dan
memproduksinya untuk inspeksi publik. Ini untuk pertamakalinya para pembaca
ditunjukan isi hati, meskipun ini juga merupakan sifat literatur modern.
Visinya adalah untuk memperdaya orang agar percaya bahwa hati menunjukan jalan
yang salah dan penuh dengan tipu muslihat.
Keempat, konsep
yang dipopulerkan oleh Rousseau adalah konsep yang paling dapat menembus semua
lapisan. Ketika masyarakat berkembang dari sifat primitif ke sifat kompleks
masyarakat perkotaan, dia berpendapat bahwa manusia adalah terkorupsi: sifat
individualis yang dia sebut sebagai amour de soi tertransformasi menjadi sebuah
naluri yang jauh lebih rusak, disebut amour-prope, yang mengabungkan antara
kesombongan dan harga diri. Manusia menghitung dirinya sendiri dengan bagaimana
orang berpendapat tentang dirinya. Oleh karena itu, manusia terus mencari agar
orang lain terkesan akan dirinya dengan uangnya, kekuatannya, superioritas otak
dan moralnya. Sifat individualisnya menjadi kompetitif dan akusitif sehingga
dia menjadi asing tidak hanya dari orang lain yang dia lihat sebagai kompetitor
tetapi juga dari dirinya sendiri. Keterasingan ini memasukan penyakit
psikologis ke dalam diri manusia yang ditandai dengan pembedaan tragis antara
penampilan dan kenyataan. Bahaya dari kompetisi adalah menghancurkan rasa
kebersamaan yang merupakan sifat yang dibawa sejak lahir dan mendorong semau
manusia untuk berbuat dengan sifat yang jahat termasuk hasrat untuk menguasai
orang. Hal ini mengarahkan Roussaeau untuk tidak percaya kepada kepemilikan
pribadi sebagai sumber kejahatan sosial.
Kelima,
topiknya adalah berhubungan dengan inovasinya mengembangkan kritik terhadap
Kapitalisme dalam karyanya seperti dalam pembukaan drama Narcisse maupun dalam
‘Discours sur inégalité’. Dalam karyanya ini, Rousseau mengidentifikasi
kepemilikan dan kompetisi untuk mendapatkan kepemilikan tersebut merupakan
sumber utama dari keterasingan. Ini merupakan sebuah pemikiran Marx dimana
orang lain mengambilnya dengan paksa sebagaimana dengan ide-ide Rousseau
tentang evolusi kultural. Bagi dia, “natural” ’berarti’ “original” atau
‘pre-kultural’. Semua kultur membawa masalah. Ini karena hubungan manusia
dengan manusia lain yang menyebabkan kebiasaan jahatnya, sebagaimana dia
paparkan dalam karyanya Émile, “Nafas orang berakibat fatal untuk Temannya”.
Dengan
demikian, budaya dimana orang hidup merupakan sebuah perilaku manusia yang
terdikte, terkontruksi secara semu, dan berkembang. Dan kita dapat
meningkatknya, atau benar-benar mentransformasikanya dengan merubah budaya dan
kekuatan kompetitif yang menghasilkanya, yakni, dengan social engineering
(teknik sosial).
Ide-ide
diatas tersebar secara luas dengan sendirinya dan hampir merupakan sebuah
ensiklopedia pemikiran modern. Benar bahwa tidak semua ide-ide tersebut adalah
asli miliknya. Bacannya luas: Cescrates, Rabelais, Pascal, Leibnitz, Bayle,
Fontenelle, Corneille, Pertrarch, Tasso, dan secara khusus, dia belajar pada
Locke dan Montaigne. Germaine De Staël yang percaya bahwa Rousseau mempunyai
“kemampuan natural yang paling tinggi yang pernah dianugerahkan pada
manusia” menyatakan “Roesseau tidak
menemukan apa-apa” . Germanie
menambahkan, “Dia telah menanamkan pahamnya dengan api” . Cara yang sederhana, langsung,
penuh kekuatan, dan sungguh-sungguh menunjukan rasa cinta yang tinggi membuat
Rousseau menuliskan pahamnya dengan begitu jelas dan segar, sehingga
tulisan-tulisannya membuat laki-laki dan wanita-wanita yang membacanya
mendapatkan kejutan.
Kemudian,
siapakah orang yang menjadi sumber dari kekuatan intelektual dan moral yang
luarbiasa dan bagaimana cara dia mendapatkan kekuatan tersebut?
Rousseau
adalah orang swiss yang lahir di Genewa pada tahun 1712 dan besar sebagai
seorang Calvinis. Ayahnya Isaac adalah pembuat jam tetapi tidak sukses, menjadi
pengacau dan sering terlibat dalam kekerasan dan kekacauan. Ibunya, Suzanne
Bernard, berasal dari keluarga kaya. Dia meninggal tidak lama setelah
melahirkan Rousseau. Kedua orang tuanya tidak berasal dari lingkaran keluarga
yang membentuk pemerintahan oligarki Genewa dan tidak juga termasuk dalam Dewan
Dua Ratus dan Dewan Duapuluh dua Dalam. Tetapi mereka mempunyai hak untuk
memilih dan hak hukum istimewa dan Rousseau selalu ingin tahu tentang status
superiornya. Ini membuatnya menjadi seorang yang konservatif secara alami dan
membuat perenungan sepanjang hidupnya tentang orang yang tidak punya hak suara.
Selain itu, keluarganya mempunyai uang yang jumlahnya begitu besar. Rousseau
tidak mempuyai saudara perempuan. Dia mempuyai kakak laki-laki tujuh tahun
lebih tua. Rousseau sangat mirip dengan ibunya, itulah maka ayahnya sangat
menyayanginya. Perlakuan ayahnya kepadanya terus berubah-ubah dari kasih sayang
yang bisa membuat air mata berlinang sampai kekerasan yang menakutkan dan
bahkan Jean- Jacques yang disayangi ayahnya ini merasa cara ayahnya membesarkan
dia tidak baik, akhirnya dia mengeluhkannya dalam karyanya Émile. Kutipan ini
mengambarkannya: ‘Ambisi, kerakusan, tirani, pandangan yang melenceng dari
ayah, ketidakacuhan, dan ketidakperasaan adalah jauh lebih berbahaya dibanding dengan
kelembutan kasih sayang ibu yang tidak pernah terpikirkan’ Kakaknya menjadi
korban keganasan ayahnya. Dia dikirim ke tempat rehabilitasi atas pemintaan
ayahnya dengan alasan dia sangat jahat; pada tahun 1723 kakaknya melarikan diri
dan setelah itu tidak pernah terlihat lagi. Rousseau kemudian menjadi anak satu
satunya yang besar dalam situasi dimana dia bergaul dengan pemimpin-pemimpin
modern. Meskipun dibebaskan untuk menikmat hidup dengan caranya sendiri, dia
muncul dari masa kecil dengan rasa kehilangan yang kuat dan mungkin sifat
pribadi yang paling nampak yaitu merasa kasihan pada diri-sendiri. Kematian
membuatnya kehilangan baik ayah maupun ibu-asuhnya. Dia tidak suka perdagangan
yang memberikan penghasilan rendah padanya. Maka pada tahun 1728 dia pergi
meninggalkan dunia perdagangan dan menjadi seorang penganut Katholik agar
supaya memperoleh perlindungan dari Madame Françoise-Lousie de Warens yang
tinggal di Annecy.
Penjelasan
tentang karir Rousseau sebagaimana yang tercatat dalam karyanya Confessions
tidak dapat dipercaya. Tetapi surat-suratnya pribadinya dan sumber-sumber dari
industri besar Rosseau dapat digunakan sebagai fakta-fakta penting. Madame de
Warens hidup dengan gaji pesiun dari Kerajaan Perancis dan agaknya dia menjadi
seorang agen baik untuk Pemerintah Perancis maupun untuk Gereja Katolik Roma.
Rousseau tinggal bersamanya dengan biaya hidup ditanggung olehnya selama empat
belas tahun (1728 – 1742). Pada saat itu Rousseau menjadi kekasihnya.
Selama itu juga ada waktu-waktu tertentu dimana Rousseau pergi jalan-jalan
sendiri. Sampai umur tigapuluhan, Rousseau mengalami kegagalan dan
ketergantungan, khususnya pada wanita. Dia telah mencoba setidaknya tiga belas
pekerja sebagai pengukir, pesuruh, murid seminary, musisi, pegawai negeri,
petani, tutor, kasir, penyalin musik, penulis dan sekretaris pribadi. Pada
tahun 1743, dia diberi jabatan basah sebagai sekretaris untuk kedutaan Perancis
di Venice, Comte de Mantaigu. Ini berlangsung selama sebelas bulan dan dia
mengakhirnya dengan pemberhentian dan terbang untuk menghindari penangkapan
Senat Venisia. Montaigu menyatakan bahwa sekretarisnya dihukum karena sifat
pribadinya yang buruk dan tidak menghormati orang lain. Ini merupakan hasil
dari mental yang sakit dan terlalu mementingkan dirinya sendiri.
Beberapa
tahun kemudian Rousseau telah menemukan dirinya sendiri sebagai seorang penulis
yang berbakat dari lahir. Dia mempunyai ketrampilan hebat yang berhubungan
dengan merangkai kata-kata. Dia benar-benar efektif dalam menuliskan kasus-kasusnya
sendiri dalam surat tanpa merasa berhati-hati dalam berhubungan dengan
fakta-fakta. Sungguh dia mungkin bisa menjadi seorang pengacara yang cerdas.
(Salah satu alasan mengapa Montaigu tidak menyukainnya adalah karena kebiasaan
Rousseau selalu menguap terus menerus atau bahkan berjalan-jalan ke Jendela
ketika sang duta besar, Montaigu berjuang untuk memikirkan kata-kata yang akan
ditulis). Pada tahun 1745, Roussseau bertemu dengan seorang tukang cuci muda,
Thérèse Levasseur, sepuluh tahun lebih muda umurnya yang mau menjadi wanita
simpanannya secara permanen. Ini memberikan semacam kestabilan hidup Rousseau.
Pada saat itu dia bertemu dengan tokoh Denis Diredot, seorang kardinal
Pencerahan dan kemudian menjadi Editor-in-Chief dari Encyclopédie. Seperti Rousseau,
Diderot merupakan seorang anak dari seorang artis dan menjadi prototipe seorang
penulis berbakat alami. Dia adalah orang yang baik hati dan bakat ketekunan.
Rousseau berhutang banyak kepadanya. Melalui dia, Rousseau bertemu dengan
diplomat dan ahli kritik sastra Jerman, Friedrich Melchior Grimm yang sangat
terkenal di masyarakat. Grimm membawanya ke salon yang paling radikal Baron de
Holbach yang terkenal sebagai ‘le Maître de Hotel de la philosophie’
Kekuatan
intelektual Perancis pada tahun 1700 baru berada pada saat permulaan. Namun,
kekuatan intelektualnya meningkat secara pesat pada paruh akhir abad ini. Pad
tahun 1740-an and 1750-an, posisi para intelektual ini sebagai ahli kritik
masyarakat masih berbahaya. Negara ketika merasa terancam oleh mereka masih
sangat mungkin untuk cepat mengambil tindakan atas mereka dengan kejam.
Rousseau kemudian dengan lantang mengeluhkan penganiayaan atas dirinya. Namun
dalam hal ini, sesungguhnya dia tidak banyak menyumbangkan sesuatu dibanding
dengan para intelektual lainnya. Voltaire dikurung oleh para pelayan aristokrat
yang dia kritik dan kemudian dipenjara di penjara Bastille hampir setahun.
Siapa saja yang menjual buku larangan akan dihukum selama sepuluh tahun untuk
bekerja sebagai budak, bekerja tanpa digaji. Pada tahun 1749, Diderot ditangkap
dan diasingkan di Vincennes karena menulis buku yang membela atheisme. Dia
berada disana selama tiga bulan. Rousseau mengunjunginya disana, dan pada saat
berjalan di Vincennes, dia melihat selebaran dari Akademi Sastra Dijon yang
mengundang untuk perlombaan menulis essay dengan tema “Whether the rebirth of
the sciences and the arts has contributed to the improvement of morals”
Episode
yang terjadi pada tahun 1750 ini merupakan titik balik dalam kehidupan
Rousseau. Dia melihat secercah inspirasi akan apa yang harus ia lakukan.
Orang-orang lain yang mengikuti kompetisi itu pada umumnya memberikan
penjelasan tentang asal-muasal seni dan ilmu pengetahuan. Rousseau berbeda dengan
mereka. Dia berargumen tentang superiority alam. Secara tiba-tiba, sebagaimana
apa yang dia katakan dalam Confessions, dia menaruh sebuah antusiasme yang
berlebih-lebihan untuk ‘’kebenaran, kebebasan, dan kebajikan’’. Dia berkata
bahwa dia telah menyatakan pada dirinya sendiri: ‘’Kebajikan, kebenaran! Saya
akan meneriakan terus-menerus kebajikan dan kebenaran!’’. Dia menambahkan ‘’baju tidurku terendam
dengan air mata yang keluar tanpa aku sadari ’’. Linangan air mata mungkin bisa
benar: dia memang mudah mengeluarkan air mata. Yang pasti adalah bahwa Rousseau
memutuskan untuk menulis essay sejalan dengan apa yang menjadi inti dari
serangkaian keyakinannya, dan memenangkan hadiah karena pendekatannya yang
paradoks, dan menjadi terkenal dalam waktu sekejab. Ini merupakan satu kasus
seorang laki-laki yang berumur tiga puluh sembilan, yang sampai saat itu hidup
dalam kepahitan dan ketidaksuksesan, merindukan perhatian dan ketenaran, dan
akhirnya, dia benar-benar memperolehnya. Essaynya sangat lemah dan sekarang
hampir tidak dapat dibaca. Selalu, ketika orang melihat kembali peristiwa
sastra semacam itu, agaknya tidak dapat dijelaskan bahwa karya yang tidak
begitu bermutu telah dapat menghasilkan ledakan ketenaran selebriti; sungguh,
kritikan terkenal dari Jules Lemaître menyebut puncak karir instan Rousseau ini
sebagai ‘’salah satu bukti yang paling kuat yang pernah ada tentang kebodohan
manusia’’.
Publikasi
Discours dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan tidak membuat Rousseau kaya,
meskipun buku itu disirkulasikan secara luas dan diproduksi hampir tigar ratus
kali, namun jumlah salinan yang terjual sedikit dan penjual bukulah yang
menikmati hasil dari karya semacam itu. Disisi lain, ini memberikan jalan bagi
Rousseau untuk bergaul dengan kaum aristokrat, yang pada saat itu sangat
terbuka untuk para intelektual. Rousseau dapat mensupport dirinya dengan
salinan musik (tulisan tangannya sangat bagus) tetapi setelah tahun 1750 dia
selalu dalam posisi tergantung kepada keramahtamahan para aristokrat, kecuali
(sebagaimana sering tejadi) ketika dia memilih untuk bertengkar dengan siapa
saja yang menyingkirkannya karena dianggap tidak berarti. Untuk masalah
pekerjaan, dia menjadi seorang penulis yang professional. Dia selalu kaya
ide-ide, dan ketika dia ingin menuangkannya, dia mampu menuangkan dengan mudah dan bagus. Tetapi
dampak dari buku-bukunya baik semasa hidupnya ataupun jauh sesudahnya sangatlah
bervariasi. Bukunya Social Contrat, yang secara umum mengandung kematangan
filosofi politiknya yang dia tulis mulai pada tahun 1752 dan akhirnya
dipublikasikan sepuluh tahun berikutnya, jarang sekali dibaca sepanjang
hidupnya dan hanya dicetak ulang sekali pada tahun 1791. [2]
Pada
1762, sekitar tiga puluh tahun kemudian, Rousseau menulis salah satu karya
terbesarnya, yakni The Social Contract. Buku itulah yang menjadi acuan saya di
dalam tulisan ini. Buku itu disambut dengan meriah oleh berbagai kalangan. Ia
bahkan diminta untuk menuliskan konstitusi untuk Corsica pada 1764 dan Polandia
pada 1771.[5] “Jika Corsica tidak diinvasi, dan Polandia tidak pecah”, demikian
tulis Wokler, “mungkin saja, di akhir abad 18, kita bisa melihat penerapan
prinsip-prinsip Kontrak Sosial di konstitusi negara yang nyata.”[6] Sebenarnya,
inilah cita-cita Rousseau, yakni mengawinkan teori dan praktek politik praktis.
Ini jugalah yang membuatnya amat dikagumi oleh para pemikir lainnya, terutama
oleh para pemikir Pencerahan. Berbeda dengan Filsafat Politik Plato, yang
berbicara tentang praktek-praktek ideal suatu negara, filsafat politik Rousseau
berbicara tentang situasi konkret tempat tinggalnya, dan bagaimana sebaiknya
tempat itu dikelola dengan prinsip-prinsip yang tepat.
Di sisi
lain, banyak juga pihak yang marah dengan tulisan Rousseau tersebut, terutama
pada bagian yang membicarakan agama. Di dalam buku itu, sebagaimana ditegaskan
oleh Wokler, Rousseau menegaskan kaitan
antara agama dan politik. Artinya, orang berpolitik haruslah menggunakan
semangat yang sama, seperti orang beragama, yakni melihat tugas-tugas politik
sama sucinya dengan tugas-tugas suci agama yang melibatkan keberadaan Tuhan.
Pandangan ini menuai banyak kritik, baik dari kalangan agama, maupun dari
kalangan para pemikir sekular. Di mata para filsuf Pencerahan, Rousseau
dianggap sebagai penjilat yang masih berpihak pada tradisi kuno, yakni agama.
Di mata kaum agamawan, ia dianggap sebagai pemikir bejat yang menyamakan agama
dengan kekotoran dunia politik. Namun, posisinya sebenarnya adalah pada
komitmen pencerahan itu sendiri, yakni penggunaan akal budi dalam kehidupan
pribadi, maupun kehidupan publik. Karya-karyanya terus mengalami sensor. Di
Paris, buku-buku Rousseau dilarang terbit. Bahkan, buku-buku itu dibakar di
jalan-jalan kota Geneva. Pada 1762, ia menjadi buronan para penegak hukum. Ia
dibenci, baik oleh kaum agamawan, maupun oleh para pemikir Pencerahan. Dua
kelompok yang pada masa-masa itu juga saling bertentangan.
Pada
1763, Rousseau mendapatkan perlindungan dari Frederick, penguasa Prussia
(Jerman) pada masa itu. Pada saat yang sama, ia pun melepaskan
kewarganegaraannya di Geneva. Di Prussia, ia seringkali harus menggelandang,
karena tidak mempunyai tempat tinggal tetap. Sebagaimana dicatat oleh Wokler,
Rousseau pada masa-masa itu seringkali mengalami ketakutan berlebihan atas
niat-niat orang-orang di sekitarnya. Ia merasa, bahwa semua orang memiliki niat
jahat padanya. Pada 1766, ia menemukan pelindung baru, yakni David Hume di
Inggris. Di sana, Rousseau tinggal lebih dari 18 bulan, terutama di Wootton,
Staffordshire, Inggris. Namun, kecemasan dan ketakutannya terus ada, dan
semakin bertambah. Ia selalu merasa, semua teman-temannya, termasuk Hume dan
para pemikir Pencerahan di Prancis lainnya, bersekongkol untuk menjatuhkannya.
Kecemasan dan ketakutan ini sungguh membuat hidup Rousseau menderita. Pada
masa-masa yang sama, berbagai tulisan lahir dari tangannya, mulai dari tentang
musik, botani, puisi, sampai karya-karya tentang pendidikan. Ia juga menulis
autobiografi perjalanan hidupnya sendiri. Perasaan cemas, takut, dan kebencian
pada orang-orang yang mengejarnya membuatnya harus kembali melarikan diri ke
Paris bagian Utara, yakni di Ermenonville. Di tempat inilah, ia mengalami
pendarahan, dan meninggal dalam diam. Namun, sebagaimana dicatat oleh Wokler,
banyak orang menduga, Rousseau membunuh dirinya sendiri.
Menurut
Nicholas Dent, di dalam bukunya tentang Rousseau, perjalanan hidup Rousseau
dapat dibagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah 1712-1749. Ini adalah
masa-masa penempaan awal Rousseau sebagai seorang pemikir. Pada masa-masa ini,
ia banyak menulis soal musik. Bagian kedua adalah masa pendewasaan, yakni
1750-1764. Pada masa-masa ini, banyak karya-karya terbaik Rousseau terbit.
Diantaranya adalah Discourses, La Nouvelle Héloïse, Émile, The Social Contract,
dan Letter to d’Alembert. Bagian ketiga adalah 1764-1768. Di masa ini, ia
mengalami banyak gangguan mental. Pada masa ini pulalah ia menulis The
Confession, autobiografinya yang terkenal. Pembagian ini, pada hemat saya,
dapat membantu kita untuk memahami berbagai konteks peristiwa yang mempengaruhi
hidup serta pemikiran Rousseau. [3]
yup,,trmksh..tugas kedua,silakan gunakan referensi dari buku.
BalasHapusoke bu..
BalasHapus